Catatan Sebelum Tidur
Malam semakin larut, tapi mataku masih belum mau terpejam.
Entah apa yang ku tunggu, aku tak henti bertanya-tanya.
Aku cukup lama terdiam, menatap langit-lagit sambil melukis lekukan sabit di bibirku.
Dan lagi-lagi, aku terperangkap dalam labirin yang kau buat.
Entah apa yang ku tunggu, aku tak henti bertanya-tanya.
Aku cukup lama terdiam, menatap langit-lagit sambil melukis lekukan sabit di bibirku.
Dan lagi-lagi, aku terperangkap dalam labirin yang kau buat.
Jujur, semua permainanmu begitu sulit untuk kupahami.
Dan teka-tekimu begitu sulit untuk kupecahkan.
Ini kau yang terlalu ahli, atau aku yang terlalu bodoh?
Dan teka-tekimu begitu sulit untuk kupecahkan.
Ini kau yang terlalu ahli, atau aku yang terlalu bodoh?
Aku senang bisa bermain-main denganmu.
Senang juga, jika harus berusaha memecahkan teka-teki tentangmu.
Walau aku tau, pada akhirnya mungkin aku lagi yang akan kalah.
Dan aku lagi lah yang akan menyerah.
Senang juga, jika harus berusaha memecahkan teka-teki tentangmu.
Walau aku tau, pada akhirnya mungkin aku lagi yang akan kalah.
Dan aku lagi lah yang akan menyerah.
Tapi entah mengapa, kali ini aku merasa yakin semesta mendukungku untuk melaju ke arahmu.
Semua mengalir begitu sempurna, ku harap seterusnya.
Semua mengalir begitu sempurna, ku harap seterusnya.
Dan untukmu, tetaplah seperti ini.
Jangan berubah, walau pada nyatanya semua manusia berubah.
Ah, siapa sih aku? Berani-beraninya mengaturmu.
Tapi sungguh, aku ingin kamu selalu seperti ini.
Jangan berubah, walau pada nyatanya semua manusia berubah.
Ah, siapa sih aku? Berani-beraninya mengaturmu.
Tapi sungguh, aku ingin kamu selalu seperti ini.
Kamu yang diam-diam memperhatikanku.
Kamu yang diam-diam mengikuti tingkahku.
Kamu yang diam-diam berusaha membuatku tersenyum.
Dan kamu yang diam-diam mendo'akanku, insyaAllah.
Kamu yang diam-diam mengikuti tingkahku.
Kamu yang diam-diam berusaha membuatku tersenyum.
Dan kamu yang diam-diam mendo'akanku, insyaAllah.
Maaf, aku jadi banyak berharap.
Tapi kata Ibu, tidak ada salahnya aku berharap.
Lagi pula, yang aku harapkan nyata.
Buktinya, kau memang nyata kan?
Tapi kata Ibu, tidak ada salahnya aku berharap.
Lagi pula, yang aku harapkan nyata.
Buktinya, kau memang nyata kan?
Ah sudahlah, aku mengantuk.
Kamu, biarku simpan dulu dalam angan.
Bisa jadi kenyataan, atau justru sebaliknya.
Kamu, biarku simpan dulu dalam angan.
Bisa jadi kenyataan, atau justru sebaliknya.
Oh iya, sebelum usai aku mau izin dulu.
Izin mengagumi,
Izin menyayangi,
Dan izin mendo'akanmu.
Semoga di izinkan, hehe.
Izin mengagumi,
Izin menyayangi,
Dan izin mendo'akanmu.
Semoga di izinkan, hehe.
Paris Van Java, 12 Desember 2018.
With love,
With love,
Aku yang pemimpi.
Komentar
Posting Komentar